Selasa, 25 Oktober 2011

MENULIS PUISI, PROSA DAN ARTIKEL

 
Utama Adalah Menulis
Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni.
Rene Wellek&Austin Warren
Kreativitas merupakan landasan pacu utama yang dimiliki seorang penulis. Setiap orang dapat menggali kreativitas itu sedalam mungkin, bekerja keras dalam mencipta inovasi-inovasi baru dalam berkarya. Menulis adalah hal utama yang harus dilakukan oleh siapa saja yang telah memantapkan diri, masuk ke dalam dunia kepenulisan. Menulis berbagai macam hal, misalnya saja menulis kecamuk perasaan dalam buku harian; menulis puisi karena hati sedang ditimpa rasa waswas, bahagia, sedih; menulis pengalaman jalan-jalan dalam bentuk cerita pendek; bahkan menulis hal-hal yang berisi informasi seperti artikel.
Penulisan karya sastra selalu tumbuh dan berkembang setiap masanya. Selalu saja kita membaca nama-nama baru dalam dunia penerbitan media massa seperti dalam koran dan majalah. Penerbitan buku-buku pun tak kalah ramainya dengan kemunculan berbagai genre tulisan dan nama-nama penulis yang kualitasnya dapat dibandingkan dengan penulis sebelumnya.
Saat ini seorang penulis dapat bertahan hidup dengan karya-karya yang telah dihasilkan, berjalan-jalan guna menambah pengalaman yang kemudian dituliskan, membeli banyak buku guna menambah referensi pengetahuan, bahkan menghidupi keluarga untuk kehidupan yang lebih baik. Semua itu dapat diwujudkan dengan mudah jika seorang penulis berani dan mau untuk selalu berproses dalam melahirkan karya-karya yang bermutu.
Berlatih adalah kerja utama yang harus diyakini penulis pemula. Terus dan selalu berlatih hingga menyadari bahwa menulis itu tidak ditentukan dari bakat, tetapi dari upaya kita dalam keberprosesan. Menulis berbagai macam tulisan, baik fiksi dan nonfiksi atau menulis ilmiah dan nonilmiah.
Menulis Puisi
Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh tata puitika. Bahasa yang padat, penuh metafor adalah ciri umum dari puisi. Setiap orang dapat menulis puisi dengan berbagai cara dan dapat dilakukan kapan pun. Biasanya seseorang yang sedang jatuh cinta lebih mudah menuliskan bait-bait puisi dibandingkan dengan seseorang yang tidak sedang jatuh cinta. Ini karena kepekaan hati yang dimiliki setiap orang berbeda. Maka tidak salah jika puisi diartikan sebagai ekspresi hati. Banyak puisi-puisi yang dihasilkan oleh penyair-penyair Indonesia berlatar alam, menceritakan alur gerak perpolitikan, atau bahkan puisi lahir dari sebuah bencana. Kejadian tsunami telah menghasilkan berpuluh-puluh ribu puisi yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
Bagaimana menulis puisi? Mudah saja. Pertama, tuliskan kata apa yang sedang dipikirkan, kedua mengolah kata sedemikian rupa dengan suasana, ketiga berusaha mencipta keindahan kata-kata, terakhir adalah berlatih dan terus berlatih hingga menghasilkan suatu kalimat yang bernilai estetis. Proses mencipta puisi tidaklah mudah, seorang penyair besar pun selalu merasa belum apa-apa ketika puisi dimuat di suatu media. Akhirnya setiap karya diserahkan pada pembaca untuk diapresiasi dan dikritisi.

Menulis Prosa

Prosa memiliki karakteristik yang berbeda dengan puisi. Dalam menuliskannya kita tidak terikat oleh kalimat-kalimat yang padat atau oleh aturan-aturan seperti yang mengikat dalam puisi. Kekuatan prosa ada dalam paparan tokoh, latar, dan peristiwa yang dirangkaikan. Prosa dapat berupa kisah nyata dan khayalan atau imajinasi yang dikembangkan penulis. Prosa terbagi menjadi dua yaitu cerita pendek dan novel.
Cerita pendek atau cerpen adalah kisahan yang memberikan kesan tunggal dominan tentang satu tokoh dalam satu latar dan satu situasi yang dramatik. Menulis cerpen adalah menuliskan ide-ide yang dimiliki seseorang dalam wadah cerita rekaan yang biasanya dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Seorang cerpenis harus mampu memasuki realita dalam tulisannya sehingga karya yang dibuat menjadi karya khas dan dapat memberikan hiburan.
Cerita pendek haruslah mengandung interpretasi pengarang terhadap konsepsinya mengenai penghidupan, menimbulkan suatu hempasan dalam pikiran pembacanya, menghadirkan perasaan kepada pembaca sehingga pembaca terbawa oleh jalan cerita, terakhir cerita pendek harus mengandung perincian dan insiden-insiden yang dipilih dengan sengaja hingga menimbulkan pertanyaan dalam benak pembaca.
Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang yang mengandung nilai hidup dan diolah menggunakan teknik kisahan. Menulis novel sama halnya dengan menulis cerpen. Bedanya, novel memerlukan napas yang lebih panjang. Novelis harus mampu mengurutkan kronologis peristiwa-peristiwa agar mudah dipahami pembaca.
Menulis novel dapat dilakukan dengan membuat inti-inti cerita berdasarkan bab per bab, atau menggambarkan peta-peta peristiwa, bahkan dapat langsung menulis tanpa membuat kerangka dasar cerita. Apapun metode yang digunakan sebuah novel haruslah memperhatikan karakter tokoh, alur cerita, dan suspence (tegangan: kadar suasana).
Menulis Artikel
Artikel adalah jenis tulisan yang berbeda dengan puisi dan prosa. Artikel ditulis berdasarkan informasi-informasi fakta mengenai sebuah tema. Pembahasan pada sebuah artikel haruslah singkat, padat, tidak bertele-tele, aktual, dan memiliki daya tarik tersendiri.
Ciri-ciri artikel adalah sebagai berikut.
Lugas: tulisan langsung menuju persoalan
Logis: segala keterangan yang dipaparkan harus memiliki dasar dan alasan yang masuk akal dan dapat diuji kebenarannya
Tuntas: masalah atau tema yang dipilih dipaparkan secara mendalam
Obyektif: keterangan yang disajikan sesuai dengan data dan fakta yang ada
Cermat: berusaha menghindari berbagai kekeliruan walau sekecil apapun
Jelas dan padat: keterangan mudah dipahami
Tidak melibatkan emosi yang berlebihan
Menggunakan bahasa baku dan memperhatikan tanda baca
Langkah pertama dalam pembuatan artikel bagi penulis pemula adalah menentukan tema yang ingin dituliskan, setelah itu membuat kerangka karangan agar tulisan yang dihasilkan tidak melebar ke permasalahan lain. Penulisan artikel harus memperhatikan kepaduan antara satu paragraf dengan paragraf yang lain. Wawasan yang dimiliki penulis sangat memperngaruhi hasil tulisan. Terakhir adalah judul, pemilihan judul harus diperhatikan dengan baik karena judul merupakan wakil keseluruhan isi tulisan.
Setelah Menulis
Apa yang dilakukan jika karya telah ditulis? Pertama adalah proses pengendapan. Proses pengendapan ini berfungsi agar terciptanya jarak antara penulis dan karya yang dihasilkan. Jika jarak sudah tercipta maka proses pengeditan karya dapat dilakukan dengan baik. Emosi yang hadir ketika menulis harus berbeda ketika karya diedit. Pengeditan ini berguna untuk menyempurnakan tulisan yang mentah menjadi masak. Setelah proses pengeditan, lakukan diskusi karya bersama beberapa teman. Forum diskusi dapat membuka pikiran terhadap hal-hal yang tidak diketahui penulis. Jika harus ada yang ditambahkan setelah diskusi karya maka buatlah revisi tulisan. Setelah revisi tulisan baik itu karya fiksi ataupun nonfiksi dapat kita kirimkan ke media cetak. Jangan heran jika tulisan kita tidak langsung dimuat oleh redaksi. Hal utama adalah selalu berlatih untuk menulis dan terus menulis dan selalu mengirimkan hasil karya kita pada media mana pun.
Utama adalah menulis!

Tidak ada komentar: