BOCAH
TERMINAL
Hari mulai berganti gelap. Hujan pun masih enggan meninggalkan kota ini.
Sesekali petir menyambar dengan kerasnya. Membuat suasana semakin mencekam.
Beberapa kali aku melihat jam di handphone. Waktu semakin mendesakku untuk
segera meninggalkan tempat ini.
Tak bisa diundur lagi. Bisa-bisa aku ketinggalan mobil jika terus seperti
ini. “Kak pulangma’ nah”, sambil membuka payung biru di depan pintu kamarku.