Selasa, 30 September 2014

20 Juni 2013




ANGIN YANG TAK TERLIHAT PUN TAK MAMPU MENDUSTAI KEBERADAANNYA
MENGAPA KITA YANG JELAS ADA NAMUN MAMPU MENDUSTA??

#################

MENYEMPURNAKAN KESEDERHANAAN.
TAK PERLU MENCARI YANG SEMPURNA JIKA YANG SEDERHANA SAJA MAMPU KITA SEMPURNAKAN

############################

20 April 2013




BAYANG SEMU.
SUDAH TERDUGA SEBELUMNYA
SESUATU YANG MENYAPA ABU-ABU
DAN PAMIT DENGAN ABU-ABU
IMPIAN YANG DIBANGUN BERSAMA
TERNYATA TERBUNGKUS DALAM GELEMBUNG SABUN.
KETIKA DITIUP ANGIN SEDIKIT SAJA
GELEMBUNG ITUPUN PECAH TAK BERSISA
BEGITULAH IA
TAK SEHELAI NAFAS TERHITUNG
KETIKA IA BENAR-BENAR TELAH PUNAH.

12 Februari2013



DIRIMU SUATU CAHAYA YANG MENERANGIKU DI ATAS WAKTU
SUNGGUH PERAHU KERTAS INI MASIH TETAP MENGAPUNG DALAM NAFASMU.
KAPANKAH KUTEMUKAN POLA INDAH YANG AKAN MENYEMPURNAKAN JURANG TERJAL YANG MASIH BERKABUT.
SEMENTARA AKU MASIH MENANTI BERSAMA ANGIN YANG MENENTRAMKANKU.

Selasa, 26 Maret 2013

Cerpen


BOCAH TERMINAL
Hari mulai berganti gelap. Hujan pun masih enggan meninggalkan kota ini. Sesekali petir menyambar dengan kerasnya. Membuat suasana semakin mencekam. Beberapa kali aku melihat jam di handphone. Waktu semakin mendesakku untuk segera meninggalkan tempat ini.
Tak bisa diundur lagi. Bisa-bisa aku ketinggalan mobil jika terus seperti ini. “Kak pulangma’ nah”, sambil membuka payung biru di depan pintu kamarku.

Jumat, 14 Desember 2012

Tradisi Tanah Mandar



Berawal dari kebiasaan sang Raja
Menjanjikan sang puteri menunggangi kuda menari
Ketika  kutamatkan bacaan Ayat-ayat Suci-Mu
Arak-arakan menjadi bukti terakhir
            Lenggak-lenggok kepala kuda
            Pantun pun bersahut-sahutan
Tabuhan rebana menghiasi ruang dengar
Lautan manusia sepanjang mata memandang
Menyusuri jalan setapak
Mengobral senyum menjadi lumrah
Menjadi simbol keragaman budaya
Menunjukkan aura pandenna to Mandar

(sebagai naskah Lomba Tulis Nusantara)



Kutamatkan Al Quran di Tanah Mandar


(Naskah Lomba Tulis Nusantara)

Mentari perlahan-lahan menyapa dengan sejuta senyum penyemangat. Bau dingin masih menyelimuti tubuh yang lunglai di atas gundukan kapuk yang ditutupi kain lebar bermotif bunga berwarna biru itu. Merasa terganggu dengan suara ayam yang bersahut-sahutan. Aku mulai melepas sarung kotak-kotak yang beberapa tahun ini menemani di setiap malam nan sunyi. “Wahh terlambatma ini”, namun aku segera menuju kamar mandi. Mengambil usapan demi usapan air untuk menyucikan diri menghadap kiblat dan memenuhi kewajibanku.
Hehehe, saat itu usiaku masih dua belas tahun. Usia yang kunanti-nanti setelah sekian lama aku berjalan menyusuri lorong-lorong sekitar rumahku. Membawa sebuah sarung dan Al Quran yang telah kusam karena sudah seringkali aku buka. Kadang aku merasa malas untuk ke

Jumat, 07 Desember 2012

MELODI RINDU



Gitar ini mengingatkan kenangan dirimu dalam memori yang takkan pernah hilang. Ketika aku masih berdiri  disini dengan sejuta pengharapan, aku melihat gitar yang dengan gagahnya bersandar di dinding kamarku seakan berkata bahwa kamu ada. Petikan gitarmu yang selalu menghantuiku di setiap