ini adalah Dialog Pementasan Drama saat saya menduduki bangku kelas XII SMA NEGERI 1 PAMBOANG
"ADA
CINTA DI PESANTREN"
PEMAIN
·
Pak
Wijaya
·
Ibu
Wijaya
·
Rio
·
Nita
·
Riri
·
Sandi
·
Dian
·
Tini
·
Ibu
dokter
·
Usdtazah
ADEGAN
1
Suatu
kota hiduplah keluarga Pak Wijaya dengan seorang Istri dan seorang anaknya yang
bernama Rio. Rio anak yang bandel, sering bolos dan mabuk-mabukan. Suatu malam
saat pak Wijaya sedang nonton TV sekitar pukul 00.00 Rio pulang dalam keadaan
mabuk.
Pak Wijaya
: “Rio dari mana kamu ? kamu tau
ini jam berapa ?”
Rio : (dengan nada cuek sambil tersenyum) “pa Rio bukan anak kecil. Ya
iyalah… mana
Rio tau ini Jam
berapa”
Pak Wijaya
: “Rio kamu mabuk ya ? kamu
benar-benar kelewatan !”
Ibu Wijaya
: “ada apa sih ini ? malam-malam
masih ko’ masih berisik ?”
Pak Wijaya : “tuh liat anakmu, pulang malam terus, mabuk
lagi ! nantinya dia mau jadi apa ?”
Ibu Wijaya
: “apa ? anak mama ? pa,
memangnya Rio itu bukan anak Papa ?”
Pak Wijaya
: “anak apa yang bisanya cuma
mempermalukan orang tua saja !”
Ibu Wijaya
: “tapi pa…”
Rio : “diam (dengan
nada yang keras), kalian berdualah orang tua yang tidak berguna !
tidak Pernah
memperhatikan anaknya sendiri. Sudahlah kalo papa dan mama
masih mau bertengkar
Silahkan dilanjutin, Rio cape’ ! Rio mau istirahat”
Pak Wijaya
: “Rio jangan pergi dulu, papa
belum selesai bicara !!! “
(Rio terus berjalan ke kamar tanpa
menghiraukan papanya).
ADEGAN
2
Pagi
itu Rio dibangunkan oleh mamanya namun Rio tidak langsung bangun justru melanjutkan
tidurnya kembali, mungkin karena kecapean
semalam mabuk-mabukan.
Ibu
Wijaya berjalan keluar menuju ruang makan.
Pak Wijaya
: ” mana anak kamu ? ko’ tidak
ikut sarapan ? “
Ibu Wijaya :
”katanya sih masih ngantuk pa.”
Pak Wijaya
: ”lihat akibatnya kalau mama
terlalu manjain dia !”
Ibu Wijaya : (dengan nada yang pelan) “pa gimana yah
caranya supaya Rio berubah ?”
Pak Wijaya
: ”ntahlah ma, papa juga bingung
(berfikir sejenak). Ma papa punya
ide”
Ibu Wijaya :
”ide apa sih pa ? mama jadi penasaran”
Pak Wijaya
: ”mama tidak perlu tau, mama
tenang saja ! papa yakin Rio pasti bisa berubah”
Ibu Wijaya :
”ah papa bikin penasaran aja !” (berjalan
menuju dapur).
Tiba-tiba Rio muncul….
Pak Wijaya
: ”Rio sini sebentar nak ! papa
mau bicara”
Rio : “ada apa pa?”
Pak Wijaya
: ”papa mau kirim kamu ke
pesantren. Pesantren itu milik teman papa”
Rio : “what ? pesantren ? papa nggak salah kan ?
masa ngirim Rio ke pesantren ? apa di
kota ini Sudah tidak ada SMA lagi,
sampai-sampai Rio anak seorang Wijaya
Pengusaha yang
terkenal Harus dimasukkan ke pesantren ? ntar teman-teman
Rio bilang apa ?”
Pak Wijaya
: (dengan muka yang marah) “Rio papa tidak bercanda, besok kamu
bereskan baju-
Baju kamu.
Lusa kamu berangkat, papa akan antarin kamu.”
Rio : (dengan
muka sedih dan memohon) “tapi pa?”
Pak Wijaya
: (memotong pembicaraan Rio) “sudahlah Rio, tidak usah banyak protes !
kamu
nurut aja sama papa !
(berdiri menuju kamar, tapi tiba-tiba
berbalik lagi) satu lagi,
surat pindah Sudah
papa urus.”
ADEGAN
3
Pagi
itu Rio ke sekolah untuk terakhir kalinya. Dan Nita pun datang menemui Rio.
Nita
: “Rio.. kamu tuh benar-benar
tega yah ! kenapa kamu mau ninggalin aku ? kenapa
kamu Tetapi nggak pernah
bilang-bilang sama aku !”
Rio
: “ta tenang dong sayang (sambil memegang pundak Nita), aku juga
nggak mau pergi
tapi Papa maksa”
Nita
: “tapi Rio.. aku nggak mau
kehilangan kamu”
Rio
: “sayang yang bilang kamu akan
kehilangan aku siapa ? aku janji, aku akan ngabarin
kamu dan tidak akan pernah
melupakan kamu !”
Nita
: “janji yah ?”
Rio
: “iya sayang aku janji, sekarang
senyum donk ! yah udah aku mau pulang dulu soalnya
aku mau beres-beres. Daaa
sayang”
Tiba-tiba
Dian datang…
Dian
: (mengagetkan Nita)“heeee !”
Nita : “astaga kamu apa-apaan sih ? kalau
jantung aku copot bagaimana ? apa kamu mau
tanggung jawab ?”
Dian
: “aduhhh… cewek yang paling
cantik di sekolah ternyata bisa marah juga yah !”
Nita : “please deh Din”
Dian
: “lagian siang-siang gini ko’
ngelamun ? kesambet setan baru tau rasa loh !”
Nita : “aku bukannya ngelamun tapi kamu tau
kan ? hari ini Rio pindah sekolah dan itu
artinya aku sama dia akan berpisah.”
Dian
: “yah udah Nit, sabar aja yah”
ADEGAN
4
Akhirnya
Pak Wijaya dan Rio berangkat menuju Pesantren. Pukul 14.00 Pak Wijaya dan Rio
tiba di pesantren.
Uztadzah
: “Assalamu alaikum Pak Wijaya, selamat datang
di pesantren kami !”
Pak Wijaya : ”waalaikum salam… oh iya bu’ kenalkan ini
anak saya Rio.”
Uztadzah
: “ooh jadi ini yah yang namanya
Rio ?” (sambil bersalaman dengan Rio dan
tersenyum)
Pak Wijaya : ”Rio papa pulang dulu yah, kamu baik-baik di
sini dan jangan pernah kamu
Permalukan papa, kamu
mengerti kan Rio ?”
Rio : “iya pa Rio ngerti ko’ “
Pak Wijaya : ”bu’ saya titip Rio yah, tolong jaga dia
baik-baik”
Uztadzah
: “baik pa, saya akan menjaga
amanat Bapak.”
Pak Wijaya : ”terima kasih bu’.. assalamu alaikum”
Uztadzah
: “waalakum salam wr. Wb”
Setelah
Pak Wijaya pergi, Uztadzah memanggil Sandi.
Uztadzah : “mari Rio Sari akan tunjukin kamar
kamu”(lalu meninggalkan Rio dan Sandi)
Sandi : “hai saya Sandi “
Rio : “hai juga, BTW ko’ nama kamu
kayak cowo sih ? penampilan kamu juga tomboy,
kamu bilang Namamu
Sandi tapi Uztadzah manggil kamu Sari, aku jadi bingung”
Sandi :
(sambil tertawa) “jangan
bingung gitu donk friend, sebenarnya nama aku
Nursandika Sari tapi
ustazdah biasa manggil aku sari tapi aku ngak suka.terlalu
feminim. Makanya,
teman-teman yang ada di pesantren ini memanggil aku sandi.
So , menurut aku kedengaranya lebih bagus
dari pada sari.”
Rio
: “Dasar. . . . . .
kamu memang cewek aneh!”
Sandi : “Dah sampai ini kamar kamu dan aku
harap kamu bisa betah tinggal disini”
Rio : “ya,, udah thanks ya sari, upss.
. . . . Sandi”
ADEGAN
5
Rio pun mulai beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Pukul 05.00 subuh seluruh santri berkumpul di Mushollah untuk shalat
Subuh berjamaah. Saat itu Rio sedang berbincang-bincang dengan Sandi, tiba-tiba
Riri dan Tini lewat di depan mereka.
Tini
: “Ri, Ri… liat deh ada cowok
ganteng ! perasaan saya baru liat dia deh di pesantren ini.
Santri baru kali yah ?
Riri
: “udah deh Ti, cowoknya nanti
aja. Lebih baik kita sholat dulu nanti waktunya habis loh”
Tini : “iya Usdtazah, bawal banget sieh ?!”
Rio :
“Di siapa sieh cewe’ itu ?”
Sandi
: “ooh itu Riri, dia cewek yang
paling alim di pesantren ini. Emangnya kenapa ? kamu
naksir yah ?”
Rio
: “aah Sandi bisa aja, aku kan cuma
nanya doank !”
ADEGAN
6
Setelah
sholat subuh seluruh santri pun menjalankan aktivitasnya seperti biasa dan Rio
pun sedikit demi sedikit mempelajari kebiasaan di lingkungan barunya itu.
Sekitar pukul 16.30 Rio sedang di kamar dan tidak tahu mesti berbuat apa. Dia
pun berjalan keluar kamar tuk cuci mata dan ketika dia membuka pintu dia
langsung melihat Riri yang melintas di depan kamarnya.
Rio : “Hai cewek ! boleh kenalan nggak ? “
Riri : (hanya tertunduk dan tersenyum) “Assalamu
Alaikum “ (berjalan terus dan pergi)
Rio
: (kebingungan)
“waalaikum salam. Ih cewek itu Aneh banget sih ? ditanyain ko’ malah
nunduk dan pergi”
Sandi : (datang
tiba-tiba) “weitzzz.. lagi ngapain boz ? lagi melamun yeah ?”
Rio
: “nggak.. tadi Riri lewat trus aku sapa dia, eh
dia malah tunduk dan tersenyum.”
Sandi : “oooh..
itu sieh salah kamu, aku kan sudah bilang dia tuh Cewek yang paling taat
beribadah”
Rio : ”trus
? apa hubungannya ?”
Sandi : “
aduh dasar bego’. Ya iyalah dia pasti bakalan tunduk dan tersenyum karena dia
fikir
kalo kamu dan dia tuh bukan
muhrimnya.”
Rio : “bukan muhrimnya ? apa lagi tuh ?”
Sandi : “makhsudnya
kalian tuh belum nikah dan juga bukan saudara, ngerti nggak ?”
Rio : “ooh
gitu. Berarti aku sama kamu bukan muhrim donk ?”
Sandi : “ya’
iyalah tapi masa bodoh aku nggak peduli, lagian kan kita nggak melakukan
hal-hal
yang di luar batas!”
Rio
: “dasar kamu.. ! ngomong-ngomong aku bisa minta
tolong nggak ?”
Sandi : “minta
tolong apa ?”
Rio
: “yah urusin aku sama Riri”
Sandi : “tuh
bener kan apa yang aku bilang.. pasti kamu naksir ma Riri kan ?”
Rio : (tersipu malu)
Rio : (tersipu malu)
Sandi : “ok deh bozzz itu masalah gampang ko’ “
ADEGAN
7
Suatu
hari setelah sholat Subuh Rio berjalan –jalan di sekitar Pesantren tiba-tiba
Riri juga sedang jalan-jalan. Hati Rio sangat senang melihat Riri.
Rio : “Assalamu alaikum”
Riri
: (tersenyum) waalaikum salam “
Rio : “kamu mau ke mana Ri ?”
Riri : “mau
ke kamar Tini”
Rio : “aku temenin yah ?”
Riri
: “boleh.. “
Saat
Rio dan Riri sedang berjalan dan ngobrol, tiba-tiba Nita datang
Nita : “Rio…
ternyata begini yah kelakuan kamu di sini ?”
Riri
: (kaget
dan langsung lari meninggalkan Rio)
Rio : “Riri
kamu mau ke mana ? maaf sayang, jangan marah dulu donk !”
Nita : “kenapa
kamu tidak pernah hubungi aku ?”
(Nita dan Rio akhirnya bercerita panjang
lebar dan Tini datang sambil berlari ketakutan)
Tini : “Rio… Riri pingsan dan sekarang dia ada di
rumah sakit”
Rio dan Nita : “apa rumah sakit ?”
Rio : “maaf say saya mesti ke rumah sakit
sekarang”
(usdtazah
pun datang dan mereka bertiga menuju ke rumah sakit sedangkan Nita pulang ke
rumahnya)
ADEGAN
8
Di
rumah sakit suasana tampak hening dan Usdtazah, Tini, Rio dan Sandi menunggu
dokter yang memeriksa Riri di dalam ruangan. Mereka semua khawatir terhadap
keadaan Riri. Tidak lama kemudian Dokter pun keluar dari ruangan.
Tini
: “dok bagaimana keadaan Riri ?”
Dokter : “buruk sekali, sekarang kalian berdo’a saja
demi kesembuhan pasien”
Tini : “makhsud
Dokter ?”
Dokter : “sabar yah, Riri sudah tidak punya harapan
lagi, kankernya sudah menjalar keseluruh
bagian tubuhnya, ini sudah sangat berbahaya”
Rio
: (memotong pembicaraan dokter) “apa Dok ? Kanker ?”
Dokter : “iya kanker”
Rio : “apakah kami bisa melihat Riri sekarang Dok ?”
Dokter : “boleh tapi jangan berisik yah ?”
Rio : (masuk
ke ruangandan duduk di samping Riri) “ Riri, kenapa kamu menyembunyikan
penyakitmu ini dari aku ?”
Tini : “Rio..
sudahlah biarkan Riri istirahat”
Rio
: “Usdtazah.. Allah itu sayang sama hambanya kan
? dan Allah pasti mengabulkan do’a
hambanya, iya kan ?(dengan nada pelan dan sedih)
Usdtazah, Tini dan Sandi : “iya Rio…”
Rio : “ya Allah.. selama ini aku belum pernah
meminta apa pun darimu, aku sadar ya Allah
kalau selama ini aku tidak
pernah mengingatmu, aku hanya sibuk dengan semua
urusanku yang tak jelas
itu. Tapi saat ini aku minta ya Allah, sembuhkanlah Riri dan
jangan ambil dia ya Allah,
aku mohon kabulkan do’aku ini, amin !”
Usdtazah : (memegang
tangan Riri) “astagfirullah, denyut nadinya berhenti”
Rio : (panik) “Tini cepat panggil dokter !!!”
Tini : (berlari
kepintu dan berteriak memanggil Dokter) “dokter… dokter !!”
Dokter : (datang
dengan tergesa-gesa dan langsung memeriksa Riri, setelah itu dia berdiri
dengan wajah yang sedih)
“maaf, kami sudah berusaha namun tuhan bekehendak
lain, lebih baik ibu segera
menghubungi orang tuanya”
Usdtazah, Sandi dan Tini : “Innalillahi wa
inna ilaihi Rojiun”
Rio : “tidaaakkk…. Riri bangun Ri ! (tunduk dan sedih)”
Riri
pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan di kelilingi oleh orang-orang yang
menyayanginya. Rio merasa sangat kehilangan begitu pun dengan Rio karena Rio
sangat suka dengan kepribadian Riri yang begitu baik dan sederhana. Rio pun
berubah menjadi anak yang baik dan sadar bahwa kematian itu pasti akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar